logo

Shopping cart

Keranjang masih kosong

31 Oktober 2022 340 views

Sejarah

Cikal bakal lahirnya Jemaat Pohonitas Manulai II sudah dimulai sejak tahun 1981 ketika Pendeta Ande Ina , S.Th ditugaskan Majelis Harian Sinode GMIT sebagai Ketua Majelis Jemaat Rehobot Bakunase menggantikan Pendeta Jusuf Fery Wetangterah, S.Th. Dalam Sidang Majelis Jemaat di tahun 1981 Pendeta Ande Ina, S.Th menyampaikan 2 gagasannya terkait program pelayanan di Jemaat Rehobot Bakunase. Gagasan pertama adalah pembangunan pos-pos pelayanan sebagai bentuk pendekatan pelayanan kepada jemaat mengingat wilayah pelayanan Jemaat Rehobot Bakunase yang luas karena meliputi 3 wilayah desa yaitu Bakunase, Batuplat dan Manulai II. Gagasan kedua adalah optimalisasi potensi lokal yang ada dalam jemaat untuk mendukung pembentukan pos-pos pelayanan yang baru. Kedua gagasan ini lahir dari pengalaman Pendeta Ande Ina, S.Th ketika menjalani masa vikariat di Jemaat Rehobot Bakunase pada tahun 1977 hingga tahun 1978.  

Setelah berembuk dalam persidangan Majelis Jemaat Rehobot Bakunase akhirnya disepakati beberapa hal terkait pembentukan pos pelayanan saat itu yaitu : 

  1. Untuk mendekatkan pelayanan kepada jemaat maka akan dibuka sebuah pos pelayanan yang berlokasi di Batuplat. 

  2. Tidak perlu dibentuk panitia khusus untuk pembentukan Pos Pelayanan tetapi dikoordinir langsung oleh Komisi Pembangunan dibawah pengawasan Majelis Jemaat Harian Jemaat Rehobot Bakunase dan Majelis Lingkungan dimana Pos Pelayanan akan dibangun. 


Hasil persidangan terkait pembentukan Pos Pelayanan tersebut ditindaklanjuti di tingkat Lingkungan dengan penetapan lokasi pembangunan gedung Pos Pelayanan. Dalam perjalanannya terjadi beberapa kali perpindahan usulan lokasi gedung Pos Pelayanan, yaitu : 

  1. Lahan milik keluarga Solsepa yang terletak di depan pabrik penyulingan minyak cendana Sumber Agung. 

  2. Lokasi pekuburan umum Batuplat

  3. Lahan milik Benyamin Sahetapy Angel di belakang rumah Almarhum Paulus Messakh.

  4. Lahan milik keluarga Banani di samping rumah Felipus Lomi

  5. Lahan milik keluarga Bani dan Toy di belakang rumah Corinus Bani. 


Perubahan lokasi dan proses negosiasi yang panjang dengan pihak-pihak yang memiliki lahan tidak menyurutkan semangat Komisi Pembangunan dan jemaat yang merindukan gedung kebaktian untuk membangun gedung Pos Pelayanan. Pada 31 Oktober 1988, pada Kebaktian Padang Perayaan Hari Reformasi dan Ulang Tahun GMIT di Air Jambu, di sisi timur pabrik penyulingan minyak cendana Tropical Oil. Benyamin Sahetapy Engel sebagai Ketua Gugus V, Lingkungan I menyampaikan informasi kepada Motje Ahab sebagai ketua Komisi Pembangunan Jemaat Rehobot Bakunase, bahwa jemaat Gugus V, Lingkungan I siap memberikan lahan sebagai lokasi pembangunan gedung Pos Pelayanan. Terdapat dua lokasi yang diusulkan yaitu lahan keluarga Banani dekat rumah Felipus Lomi  dan lahan milik keluarga Bani dan Toy di belakang rumah Corinus Bani. 

  Pada tanggal 01 Nopember 1988, diadakan pertemuan di rumah Bernadus Fufu yang menjabat sebagai kepala dusun III desa Manulai II, yang dihadiri oleh semua Badan Pengurus dan anggota kaum bapak Gugus V Lingkungan I Jemaat Rehobot Bakunase serta Komisi Pembangunan jemaat Rehobot Bakunase Motje Ahab.  Dalam pertemuan itu disepakati lahan yang akan digunakan adalah tanah dekat rumah Felipus Lomi. Setelah meninjau lakosi, mereka sepakat untuk menindahkan lokasi tersebut karena dianggap terlalu ke dalam. Mereka berkata,” Masa, Rumah Tuhan terletak di belakang rumah kita sebagai jemaat, Seharusnya Rumah Tuhan di depan dan rumah kita dibelakangnya”. Kemudian survey dilakukan di lokasi di belakang rumah Corinus Bani. 

Setelah melakukan survey ke kedua lokasi tersebut, dipilihlah lahan di belakang rumah Corinus Bani karena lebih strategis. Setelah menentukan lokasi, disepakati juga untuk memberikan uang sirih pinang kepada pemilik lahan, masing-masing sebesar Rp. 150.000. Setelah dilakukan pertemuan dengan pemilik lahan, keluarga Toy memutuskan untuk menerima uang sirih pinang untuk mencegah kemungkinan akan dipermasalahkan di kemudian hari, sedangkan keluarga Bani menolak menerima uang sirih pinang. Melalui Paulus Bani, keluarga Bani menyampaikan, “ Tanah ini Tuhan punya yang diberikan secara cuma-cuma kepada kita, masa ketika Tuhan membutuhkannya kita harus minta uang dariNya lagi ? Setelah lokasi dipilih, mama Elisabeth Toy-Mau dari persekutuan doa bersama kaum bapak berdoa selama 3 malam berturut-turut di lokasi pembangunan Pos Pelayanan, memohon pemberkatan Tuhan terhadap lokasi dan membantu dalam proses pembangunannya. 

Saat proses pemilihan lokasi Pos pelayanan sedang berlangsung, di saat yang sama Kaum Bapak Gugus V Lingkungan I juga sedang dalam proses pengumpulan material untuk membangun gedung sekolah minggu. Ketika kemudian lokasi ditetapkan di wilayah Gugus V Lingkungan I maka fokus disepakati untuk menunda pembangunan gedung sekolah minggu dan fokus ke pembangunan Pos Pelayanan yang nantinya juga tentu akan digunakan untuk pembelajaran sekolah minggu. Oleh karenanya material berupa rangka rumah kayu yang sedianya akan  dijadikan gedung sekolah minggu dijual dan dananya disumbangkan untuk pembangunan Pos Pelayanan. 

Proses pembangunan gedung Pos Pelayanan juga mendapat dukungan dari Pemerintah Desa Manulai II. Saat itu Pemerintah Desa Manulai II menganggarkan biaya Rp. 1.000.000 untuk pembangunan rumah ibadah yang sedianya untuk mendukung pembangunan rumah ibadah di Kampung Lama namun tidak terlaksana. Ferdi Suan sebagai Ketua Kaum saat itu bersama Cornelis Lado dan beberapa angota Kaum Gugus V Lingkungan I kemudian menemui Hendrik Lasa sebagai Kepala Desa Manulai II untuk meminta agar dana yang tidak digunakan oleh jemaat di Kampung Lama bisa dialihkan untuk mendukung pembangunan  Pos Pelayanan yang sedang dikerjakan oleh Kaum Bapak Gugus V Lingkungan I. Permintaan ini disetujui Kepala Desa Manulai II. 

Berbagai upaya penggalangan dana terus dilaksanakan untuk pembangunan gedung Pos Pelayanan. Bazaar, lelang, penjualan jasa adalah beberapa upaya yang dilakukan oleh pengurus Kaum Bapak Gugus V Lingkungan I bersama anggota Kaum Bapak. Pengurus Kaum Bapak saat itu dijabat oleh Ferdi Suan sebagai Ketua, Osias Lado sebagai Sekretaris dan Thobias Fufu sebagai Bendahara. Secara rutin Kaum Bapak dibawah arahan Ketua Gugus V Lingkungan I Jemaat Rehobot Bakunase Benyamin Sahetapy Angel melakukan proses pembangunan gedung Pos Pelayanan dan penggalangan dana. Selama proses pembangunan, Kaum Bapak juga mendapatkan dukungan jemaat berupa konsumsi. 

Proses pembangunan diawali dengan penyiapan lokasi yang diperkirakan dimulai di pertengahan bulan Nopember tahun 1988 dengan desain gambar yang dibuat secara sederhana oleh Motje Ahab dengan ukuran 12 m x 24 m. Proses pembangunan disepakati akan dikerjakan oleh tukang dengan menerima upah sebesar Rp. 675.000 yang disetujui oleh Motje Ahab sebagai Ketua komisi Pembangunan dan Pendeta Ande Ina sebagai Ketua Majelis Jemaat Rehobot Bakunase. Namun kemudian dalam perjalanannya para tukang bersedia untuk bekerja secara cuma-cuma dan tidak menuntut upah. Selain tukang dan Kaum Bapak, ibu-ibu juga turut membantu proses persiapan lokasi bahkan Abdul Gaos, seorang warga muslim pun turut membantu proses pembangunan gedung Pos Pelayanan. Para tukang mempersiapkan rangka gedung Pos Pelayanan sedangkan jemaat yang lain mempersiapkan lokasi. 

Tepat tanggal 30 Nopember 1988 pukul 05.00 wita, rangka gedung Pos Pelayanan didirikan yang diawali dengan doa oleh Pendeta Ande Ina. Dalam desain awal, dinding gedung Pos Pelayanan akan menggunakan bebak, namun karena pertimbangan efisiensi waktu akhirnya dinding gedung Pos Pelayanan dikerjakan menggunakan tripleks. Setelah berkerja selama kurang lebih satu setengah bulan, gedung Pos Pelayanan akhirnya selesai dikerjakan namun belum memiliki kursi. Mimbar gereja dikerjakan dari sisa material gedung Pos Pelayanan. Pada tanggal 25 Desember 1988, untuk pertama kalinya gedung Pos Pelayanan dipergunakan untuk kebaktian Natal. Setiap jemaat membawa kursi masing-masing dari rumahnya untuk kebaktian yang kemudian kursi tersebut didonasikan menjadi milik gereja. Itu sebabnya di awal-awal perjalanan Jemaat GMIT Pohonitas Manulai II, ulang tahun Jemaat GMIT Pohonitas Manulai II dirayakan tanggal 25 Desember setiap tahunnya. Beberapa tahun setelahnya, ulang tahun Jemaat GMIT Pohonitas Manulai II dipindahkan ke tanggal 30 Nopember 2023 bertepatan dengan pendirian rangka gedung Pos Pelayanan agar tidak bersamaan dengan momentum natal. Setelah rutin digunakan, Corinus Bani ditunjuk sebagai koster gereja. Ketika gedung Pos Pelayanan sudah berdiri semakin banyak jemaat yang mendukung pendirian Jemaat GMIT Pohonitas bahkan mereka yang awalnya ragu dengan ide pembangunan gedung Pos Pelayanan. Sebagai tanda persatuan berbagai pihak maka saat persiapan pohon natal untuk kebaktian Natal perdana tanggal 25 Desember 1988, sebuah pohon cemara ditanam di halaman gereja untuk mengingatkan tentang persatuan jemaat namun saat ini pohon tersebut sudah ditebang karena penataan halaman gereja. 

Setelah digunakan untuk kebaktian, para tokoh jemaat mulai berembuk untuk menentukan nama jemaat. Beberapa usulan nama diberikan dalam rapat bersama yaitu : 

  1. Jemaat GMIT Paulus Manulai II

  2. Jemaat GMIT Benyamin Manulai II

  3. Jemaat GMIT Getsemani Manulai II

  4. Jemaat GMIT Golgota Manulai II

Adapun nama Pohonitas tidak muncul sama sekali dalam usulan nama jemaat. Nama Pohonitas dimunculkan oleh Penatua Yahya Bira dalam rapat tersebut ketika semua pihak mempertahankan nama yang diusulkan oleh masing-masing pihak dan mengalami jalan buntu untuk memutuskan nama mana yang akan digunakan. Ketika nama Pohonitas diusulkan semua pihak menyetujui sehingga nama Pohonitas disepakati sebagai nama jemaat. Adapun penulisan Pohonitas tidak dipisah menjadi Pohon Nitas seperti nama kampung dimana lokasi gereja berada dilakukan secara tidak disengaja dan akhirnya terus dipakai hingga saat ini.   

Setelah digunakan untuk kebaktian dan agenda gerejawi selama 16 tahun 11 bulan akhirnya pada tanggal 25 bulan Oktober tahun 2005 Jemaat Pohonitas Manulai II ditetapkan sebagai jemaat dewasa dan berubah statusnya dari Pos Pelayanan menjadi Jemaat Mandiri. Pemandirian ini tertuang dalam Surat Keputusan Majelis Sinode GMIT nomor : 065/ SK/ MS-GMIT/ 2005 berdasarkan usulan KPWK Kota Kupang lewat surat nomor : 183/ GMIT/ IV/ G/ 2005 Tanggal 15 Oktober 2005. 

Kondisi demografi jemaat saat pemandirian adalah sebagai berikut : 

  • Jumlah jemaat : 1.647 orang

  • Jumlah anggota sidi : 846 orang

  • Jumlah pasangan nikah : 358 pasang

  • Jumlah Kepala Keluarga : 392 KK

  • Jumlah Majelis jemaat : 53 orang

  • Gedung kebaktian : 1 unit

Sebelum ditetapkan sebagai jemaat mandiri, Pos Pelayanan Jemaat Pohonitas Manulai II dilayani oleh 6 orang pendeta dari Jemaat GMIT Rehobot Bakunase yaitu : 

  1. Pdt. Anderias Ina, S. Th

  2. Pdt. E. J. Nunuhitu - Marunduri, S.Th

  3. Pdt. Yusuf Lani, Sm. Th

  4. Pdt. Nantje Nitti - Loe, S.Th

  5. Pdt. Dominggus Mirpey, S.Th

  6. Pdt. Mesakh Jack Karmany, S.Th

Sejak peresmiannya hingga saat ini, GMIT Pohonitas Manulai II telah dilayani oleh 7 orang pendeta. Berikut adalah daftar pendeta yang melayani di jemaat GMIT Pohonitas Manulai II sejak peresmiannya hingga saat ini :  

  1. Tahun 2005 - 2010 : Pdt. Soleman Lauley, S.Th

  2. Tahun 2010 - 2014 : Pdt. Judith A. Nunuhitu - Folabessy, M.Si

  3. Tahun 2012 - 2016 : Pdt. Yaksih A. Nubantimo, M. Si

  4. Tahun 2014 - 2018 : Pdt. Costanza A. M. Dano - Daulima, S.Th

  5. Tahun 2016 - 2020 : Pdt. Agustina Hauteas - Amtaran, S.Th

  6. Tahun 2019 - sekarang : Pdt. Thomas Oktovianus Hayr, S.Th

  7. Tahun 2020 - sekarang : Pdt. Inggrid Lina Kakiai - Thien, S.Si; Theol

Berikut adalah daftar Ketua Majelis Jemaat GMIT Pohonitas Manulai II dari masa ke masa : 

  1. Tahun 2005 - 2010 : Pdt. Soleman Laole, S.Th

  2. Tahun 2010 - 2012 : Pdt. Yudith Nunuhitu - Folabessy, S.Th

  3. Tahun 2012 - 2016 : Pdt. Yaksih Nuban Timo, S.Th

  4. Tahun 2016 - 2018 : Pdt. Costanza Dano - Daulima, S.Th

  5. Tahun 2018 - 2020 : Pdt. Agustina Hauteas - Amtaran, S.Th

  6. Tahun 2020 - sekarang : Pdt. Thomas Oktovianus Hayr, S.Th


Agenda Terbaru
KEGIATAN IBADAH KAUM PEREMPUAN GABUNGAN
13 Oktober 2025 Kediaman Ibu Anthoneta Subali-Lenggu, Lingkungan Tabun.
IBADAH KAUM BAPAK GABUNGAN
10 Oktober 2025 Kediaman Bapak Niko Pandie, Lingkungan Nitas.
Butuh Bantuan?

Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut

Hubungi Kami